Libur Panjang = Hari Kemerdekaan?

Sebuah curhatan jelang liburan...
Ini benar-benar curhat sih...
Harus dicurhatkan, sebagai salah satu sarana stress release

Segera setelah pulang kerja, aku berinisiatif membuat tulisan ini. Saat agak sakit kepala gara-gara brain freezing minum es jeruk, haha... Saat list barang-barang yang mau dibawa pulang bahkan masih dalam angan-angan. Saat pesan-pesan sudah dibuka tapi belum terbalas. Mata sepet... Tulisan ini harus sekali dibuat sebagai bahan pengingat dan sarana untuk berbagi beban kepada pembaca yang baik hatinya...

Seperti tahun-tahun sebelumnya, libur panjang menjelang dan setelah Hari Raya Idul Fitri adalah liburan yang sangat ditunggu-tunggu. Sebabnya sepele: setelah lulus sekolah, adakah libur yang lebih panjang daripada liburan Hari Raya Idul Fitri? Kecuali cuti-cuti lho ya...

Jadi antusiasme liburan bahkan sudah nampak sejak awal menjalankan ibadah puasa, haha. Motivasi terbesar ya sesungguhnya karena masuk kerja cuma 3 minggu lalu libur kurang lebih sepuluh hari. Maka hari yang dinantikan adalah hari Jumat tanggal 8 Juni 2018 ini. Hari terakhir masuk sebelum libur panjang. Tapi apa betul hari yang dinantikan ini membawa kebahagiaan dengan selesainya pekerjaan?

Mari diceritakan di sini...
Bahwa ternyata hari yang dinanti ini tidak berakhir dengan sukses seperti yang dibayangkan. Aku sih kemarin membayangkan kalau hari terakhir masuk itu aku bisa menyelesaikan tagihan-tagihan, memproses surat yang harus diproses sebelum liburan, dan pekerjaan lain yang harus diselesaikan sebelum liburan tentunya (haha pokoknya itulah ya). T.T
Tapi yaa niat baik memang banyak ujiannya, haha. Termasuk niat baik untuk menyelesaikan tugas itu lho ya...cobaannya banyak banget. Misalnya nih, tiba-tiba ada perintah untuk memproseskan perjalanan dinas luar negeri dalam kurun waktu berapa hari yaaa... Sedikit hari pokoknya.  Mau ke Perancis tanggal 26 Juni 2018, perintahnya baru keluar tanggal 30 Mei 2018. Padahal cuti bersama dimulai tanggal 11 sampai dengan 20 Juni 2018. Intinya cuma punya waktu 8 hari kerja aja buat menyelesaikan semuanya...

Rek, Perancis ki adoh lho ya...


(ditengah-tengah nulis ini dapet pesan buat nyariin suatu draft surat, guys my first day of work literally starts tonight, brb ya!)

I am back again!

Gini lho, ini masalah sangat complicated...Ya gitu, ini perkara sangat kompleks pokoknya...
Dua orang yang akan pergi ke Perancis itu salah satunya juga akan pergi ke UK awal bulan depan. Belum apply visa UK, apalagi visa schengen. Sempat bingung antara akan pakai paspor hijau atau coba mengajukan permohonan paspor biru saja untuk aplikasi visa schengennya, supaya paspor hijau bisa dipakai untuk pengajuan visa UK (secara kalau ke Perancis dengan paspor biru bisa tanpa visa)
Akhirnya ya diputuskan untuk menempuh kedua cara: pengajuan aplikasi visa schengen dan permohonan paspor biru, demi mendapatkan momen dua perjalanan yang memang sama pentingnya ini tu tujuannya.

Tanggal 31 Mei 2018 paspor hijau keduanya telah didaftarkan pengajuan visa schengen. Gawatnya appointment biometric test visa ternyata dimulai paling cepat tanggal 4 Juli 2018. Kan ya nggak mungkin to rek, wong acaranya aja tanggal 26 Juni 2018 kok. Akhirnya kami disuruh mengirim email ke kedutaan yang menerangkan bahwa kami minta aplikasi kami dapat dipertimbangkan sebagai prioritas mengingat pentingnya acara dan tanggal keberangkatan yang sangat mepet. Itu kami mengirim email tanggal 5 Juni 2018. Nah, tanggal 6 Juni 2018, pada pagi hari yang cerah, kami dapat email bahwa appointment kami disetujui untuk tanggal 7 Juni 2018 pukul 08.00. IYA BESOKNYA BANGET ITU. Sampai lupa betapa akrobatnya itu mempersiapkan hari esok pada waktu itu.

Tapi, alhamdulillah pengurusan visa schengen berjalan dengan lancar.

Nah itu lancar aja, lalu apa yang dicemaskan?
Ya cemas....perkara paspor biru belum selesai kok...

Tanggal 7 Juni 2018 berkas kelengkapan permohonan paspor biru dikirimkan ke Jakarta, dalam agenda kami ini, yang akan membantu memproseskan adalah Kemristekdikti.

Namun sampai saat kami pulang tadi, belum juga kami terima kabar kalau berkas asli sudah sampai. T.T. Untungnya, beliau-beliau dari Kemristekdikti yang korespondensi dengan kami tu orangnya baik dan responsif. Ada kabar apa aja kami dikasih tahu. Terharu aku tu kalau ada orang baik begini...haha
Jadi sampai malam ini, kami dapat kabar kalau proses pengajuan paspor biru baru dalam tahap penerbitan SP Setneg. Proses masih panjang, btw.

Pasrah aja sudah. Kami semua maksudnya yang pasrah. Bukan hanya aku. Siapa tahu, dan semoga ada jalan keluar yang baik.

Itu perkara visa dan paspor biru. Sampai di situ aja ya, ya memang baru segitu ceritanya. Belum ada kabar lagi.

Perkara lain adalah itinerary...
Emang itinerary penting? Ya penting! Masa mau pergi kok tanpa tujuan.

Demi mengunggulkan prinsip efektivitas, perjalanan dinas kali ini rencananya tidak hanya menghadiri agenda yang telah dirancang oleh Kemristekdikti aja. Tapi juga akan melakukan kunjungan ke beberapa mitra potensial sepeti universitas dan penerbit artikel terindeks. Di Perancis juga mereka.

La ya sama-sama di Perancis malah gampang dong? Terus apa yang perlu dipusingkan?

Ya ada dong tentunya yang membuat pusing...
Dalam hal penyusunan itinerary kunjungan, seharusnya rekan kami @alvanita yang layak mencurahkan curhatnya. haha. On behalf of @alvanitaI tell you guys, korespondensi dengan mitra asing itu susah-susah gampang. And she is the master buat menangani kasus itu. Bayangkan, dia sudah masternya aja pusing apalagi aku yang bukan apa-apa ini. Buat agenda semendadak dan mendesak ini, memang cukup rumit. Begini deskripsi kerumitannya:
1. Arrangement jadwal harus disesuaikan dengan tanggal kedatangan, kedatangan itu sendiri akan disesuaikan dengan first entry yang tercantum di visa. See? Visa kan jadinya embuh kapan. Hal ini akan berbeda tentunya jika paspor biru sudah jadi.
2. Kemarin mengejar korespondensi oleh sebab ingin segera mendapat tanggapan dari mitra. Mitra sudah menanggapi, tapi kami belum bisa memberi jawaban pasti. Guys, jawaban tidak pasti adalah suatu hal yang tidak disukai oleh mitra luar negeri. Kesannya kita tu main-main gitu.
3. Hari ini terakhir masuk kerja, tapi belum bisa bilang apa-apa ke mitra. Yaa, agak sedih aja gitu kalau besok pas lebaran harus melakukan korespondensi dengan mitra...
....(segudang poin lainnya yang mungkin @alvanita ingin tumpahkan ketika baca ini, haha)

Lalu satu lagi terkait itinerary. Tiket-tiket tu belum literally issued lho ya. Mau issued kapan? Ketika visa sudah jadi dan sudah tahu dengan pasti first entry tanggal berapa. Kapan visa jadi? Wah, aku ndak tahu no ya...Mungkin di tengah-tengah liburan...(?)

Ya bisa jadi issued tiket dilakukan di saat liburan...

Capek sendiri? Tidak. Sudah pasti tidak lah yaw. Kan ditanggung bersama bebannya. Masing-masing punya tugas yang harus diselesaikan. Banyak pihak yang membantu kok (Reza, Pady, Mbak Ratna, Mbak Angge). Aku juga termasuk pihak yang membantu...

Cuma... Membayangkan liburan kok agak sedih ya...haha Sebab ketidakpastian itu akan berimbas pada hal-hal lain. Banyak hal. Banyak sekali. Baru bisa aku bayangkan aja lho. Bahkan untuk mendeskripsikannya saja aku susah, sangking susahnya...bwek >.<

Jadi... Intinya libur panjang kali ini = hari kemerdekaan ?
Let's see then...


Gambarnya sayap pesawat dan awan biar kesannya lagi bepergian








Komentar