Cerita tentang Jin

Kemarin aku bertemu dengan salah seorang teman dan kami bercerita tentang sebuah topik yang sebenarnya tidak kami sukai. Dan seperti orang-orang selain kami, jika kami menemukan sebuah ketidaksukaan pada suatu peristiwa, mana bisa kami pendam sendiri. Orang lain harus tahu, supaya ketidaksukaan yang ada dalam hatinya tidak menumpuk terlalu banyak dan menyiksa dirinya sendiri. Orang lain harus merasakan hal yang sama, biar sama-sama tersiksa. Ya, kira-kira prinsip kita satu sama lain begitu kan teman-teman?

Temanku mengawali cerita dengan menayangkan sebuah tayangan di kanal youtube milik salah seorang ustadz ahli rukyah. Wow, bermuara kemanakah cerita ini nanti? Aku sudah agak bisa menebak bahwa yang ingin ia bagikan pasti cerita tentang hantu, setan dan jin (maaf beberapa kali aku salah ingat kalau jin itu tulisannya ya jin saja, bukan jeans). Aku tidak berani menonton tentu saja. Sebab prinsip hidupku, mending tidak tahu saja tentang mereka. Nonton film hantu bukanlah sebuah keinginan dalam hidupku yang full of happiness ini (wkwkwkw).

(17.54WIB. Bersambung, sebentar ya aku pulang dulu. Sebenarnya nulis ini tadi sambil menunggu bosquuu pulang, eh baru dapat sebait beliaw sudah pulang, yasudah aku pulang juga karena yaa kan aku nggak berani di kantor sendirian)

(Hi, I'm back this morning)

Jadi temanku bercerita kalau dia melihat salah satu tayangan yang menceritakan tentang bagaimana seseorang bisa kerasukan jin. Jin yang merasuki tubuh manusia itu konon kabarnya bisa merusak fungsi organ yang dirasukinya. Gimana analisis detailnya sungguh aku tidak mampu untuk membayangkan. Tetapi aku sedikit paham bagaimana prosesnya. Begini, seseorang menderita sakit ginjal. Secara medis ginjalnya dinyatakan tidak mengalami kerusakan atau mengalami suatu gangguan yang lain, tetapi orang ini selalu mengeluhkan bagian ginjalnya terasa sakit sekali. Kemudian dia mencari sebuah alternatif pengobatan yang lain yaitu melalui rukyah di Ustadz yang punya kanal youtube ini. Orang ini kemudian mengalami rukyah yang menghasilkan sebuah pengakuan mengejutkan dari jin yang ternyata bersarang di ginjalnya. Dia suka dengan bersarang di ginjal orang itu tadi. 

Wow, ternyata jin bisa juga merasuki organ seukuran ginjal. 

Selain tentang cerita sakit ginjal itu, temanku juga menceritakan kalau banyak sekali kasus yang telah ditangani oleh Ustadz tadi. Banyak orang mengeluhkan sakit punggung, juga karena ketempelan jin (pada bagian ini aku hampir menuliskan jeans lagi). Dan beraneka rupa sakit lainnya. Kabarnya, jin yang menempel pada bagian tubuh seseorang bisa disebabkan karena jin itu dikirim seseorang yang jahat karena niat ingin mencelakakan orang lain atau ya memang karena jin itu suka dengan organ tubuh seseorang itu. Kemudian masih merasa ter-wow-wow-wow, aku bertanya ke temanku, bagaimana kalau kita punya rasa malas yang berlebihan. Menempel pada organ manakah jin itu? Otak? Hati? Atau apa?

Jawabannya, barangkali, jin itu menempel pada seluruh tubuh kita, hahaha. Oleh sebab setiap orang di dunia ini punya rasa malas, dan mungkin pada suatu kali, rasa malas itu tumbuh berlebihan, maka setiap kita ini pasti sudah ketempelan jin (yaelah, I was gonna type jeans again).

Kemudian giliranku untuk mengingat sebuah cerita tentang jin. Adalah dari pengalaman temanku juga, Oppie. Pengalamannya tinggal beberapa waktu di negara -Tan menambah pengetahuannya seputar faham jin yang diyakini di negara itu. Dalam bukunya yang menceritakan tentang kisah hidupnya selama di negara Kyrgystan, judul bukunya adalah Karpinski Street, ada bagian di mana dia dibikin heran dengan peraturan yang ada di rumah host family-nya. Ibu asuhnya selalu ngomel kepada Oppie setiap kali Oppie masuk toilet tanpa mengenakan topi yang jelas  tergantung di pintu toilet. Lah, pikirnya, ngapain juga ke toilet pakai topi. Kemudian, setelah dikasih tahu oleh sister-nya (anak dari Ibu asuhnya), dia baru tahu kalau memakai topi di toilet itu bisa menghindarkan kita dari air kencing jin yang menetes setiap kali kita duduk/jongkok di kloset/jamban. Part ini dalam buku  halaman 61-63. Gila, selama ini, selama kita hidup, masuk ke toilet tanpa memakai topi, sudah berapa ribu galon air kencing jin yang mengguyur tubuh kita. Aku kemudian pernah menanyakan langsung kepada Oppie, bagaimana dengan doa masuk toilet yang kita baca? Apakah perlindungan berupa cahaya yang terpancar di sekitar kita untuk menyilaukan pandangan jin masih tidak mempan juga untuk menangkal air liur jin? Kan jin sudah silau, gimana cara dia tahu kalau itu adalah titik tepat untuk menjatuhkan air liur di kepala kita?
Dia bilang kalau ya, menurut orang sana, double perlindungan itu lebih baik. 

Kembali lagi pada cerita jin dengan temanku tadi. Jadi, ternyata jin (halah, jeans lagi ingatnya) itu ada di sekitar kita. Iya, jin memang termasuk makhluk yang juga diciptakan Gusti Allah untuk hidup juga di dunia ini. Berarti kita ini emang hidup berdampingan dengan mereka. Supaya tidak saling singgung, gimana caranya? Caranya adalah dengan banyak-banyak berdoa deh sama Gusti Allah. Secara kita terlahir sebagai manusia biasa yang tidak punya kapasitas untuk berinteraksi langsung dengan kaum mereka, tidak bisa melihat mereka juga. Jadi ya biar aman satu sama lain, mau ngapa-ngapain ya doa aja.

Interaksi sesama manusia aja udah ribet sekali ya. Kompleks gitu. Kita juga harus menjaga harmoni dengan jin, supaya tidak saling mengganggu. Ya, dunia bukan milik kita aja sih memang. Kita juga hidup berdampingan dengan jin dan juga setiap hari kita pakai jeans, wkwkw



Komentar